Postingan

KERINDUAN YANG MENJADI DOA

Rasanya hari ini hari terburuk dalam hidupku. Pagi-pagi ketika membaca pesan WA dari Mama yang mengatakan om meninggal tadi malam di makassar rasanya langsung lemas. kabar kedua yang aku dengar adik dari kaka kos juga meninggal, dan yang ketiga adalah kabar dari tempatku bekerja bulan depan sudah mulai pengurangan karyawan. Dan akhirnya hujanpun turun, sepertinya dia mengerti perasaanku saat ini. ketika sore hari kusempatkan waktu untuk bertemu dengan senior yang dulunya adalah ketua BEM  kampusku di makassar. Dia datang dalam agenda kongres HMI yang kebetulan diadakan di Ambon. Bercerita bersamanya membahas dunia kampus tentu mengingatkan dengan orang-orang hebat yang dulu pernah aku temui di kampus, aku menyebut mereka senior-senior luar biasa karena mereka yang membimbing aku menjadi mahasiswa yang bisa mengerti dunia kampus tanpa memandang perbedaan. Tapi orang-orang hebat itu sudah pergi ketempat yang sangat-sangat jauh. Tempat yang hanya bisa di jangkau sejauh Doa. Da

SEBUAH PANDANGAN HIDUP

Terlahir jadi seorang perempuan adalah anugerah terbesar dari Tuhan. Belajar menjadi gadis dewasa yang terlepas dari tanggungjawab orang tua memang bukan perkara yang mudah. Yang dulunya tinggal minta sama orang tua sekarang harus bisa selektif dalam menentukan pilihan. Salah satunya harus belajar mandiri, mengatur keuangan sendiri dan harus pintar-pintar mengatur pengeluaran, belum lagi jika diingatkan dalam memilih pasangan hidup rasanya pelajaran itu benar-benar sulit. Tinggal di kota yang cukup jauh dari orang tua mengharuskan aku belajar lebih mandiri lagi apalagi jika menyangkut pengeluaran aku harus berfikir dua kali. Dulu waktu masi kuliah aku juga tinggal jauh dari orang tua tapi semuanya masi dikontrol termasuk masalah keuangan, Dulu mau beli apa saja tinggal bilang sama orang tua. Tapi sekarang semua yang mengontrol adalah diriku sendiri, Orang tua kini telah menjadi penasehat dalam hidupku yang selalu menyerahkan semua keputusan kepada diriku sendiri, dan harus b

ARTI PERPISAHAN

semalam, kira-kira pukul 19.00 wit. aku mengikuti ibadah perpisahan di gereja. perpisahan dengan ibu pendeta. sepanjang khotbah, aku  bertanya dalam hatiku sendiri 'apakah perpisahan selalu meninggalkan luka ?'. sampai rumahpun, ketika aku mau tertidur aku masih membuat status yang sama "apakah perpisahan selalu meninggalkan luka ?" yang ada dalam pikiranku saat itu, "iya, memang betul perpisahan selalu meninggalkan luka". sambil membayangkan orang yang ditinggalkan karena meninggal, tentu perpisahan itu adalah perpisahan yang paling melukai. di tinggalkan pasangan karena lebih memilih menikah dengan wanita lain, tentu perpisahan ini bisa membuat seseorang bunuh diri.pikiranku dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan, sampai akhirnya ku simpan HPku dan kembali ketempat tidur, lalu aku tiduran sambil memeluk bantal guling. tiba-tiba aku teringat pepatah lama yang mengatakan "dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan" dan itu memang betul nyata

SATU HARI DALAM PERJALANAN PULANG

Senin, 05 februari waktu menunjukkan pukul 17.00 menandakan waktu untuk kembali ke rumah. Aku bergegas menyiapkan barang-barangku dan ku ambil handphone untuk segera  absen. Setelah itu aku pulang dengan ikut mobil kantor yang sering di gunakan untuk angkut motor ke pos. karena merasa sangat lelah aku duduk sambil menyandarkan kepalahku kebelakang. Dalam  keheningan dan kemacetan tiba-tiba terdengar suara, ternyata yang berbicara orang yang bawah mobil, aku lupa siapa namanya tapi aku tidak akan lupa dengan wajahnya, karena hampir tiap hari dia selalu datang di pos mengantarkan motor sambil menyapaku dengan logat ambon yang begitu kental “kaka ika” lalu aku akan membalasnya dengan senyum kepadanya. Sambil menyetir mobil dia mengatakan “ hidup ini kerja untuk cari uang saja” “memang uang bisa bikin bahagia yah ?” kataku sambil menatapnya Lalu dia menjawab “ ia, kalau ada uangkan bisa happy-happy” Aku kembali berfikir, mungkin yang dia maksud happy-happy adalah minum-minum s

UNGKAPAN HATI SEORANG IBU

Semalam sekitar pukul 01.22-01.23 ada sebuah pesan yang masuk di grup whatsapp. pesan yang dikirim kaka perempuan dari manado. Isinya cukup membuatku melamun dan merenung beberapa jam.Dia bercerita tentang perjuangan seorang ibu,atau lebih tepatnya dia sedang mengungkapkan perasaannya yang kini telah menjadi seorang ibu.isi pesannya cukup singkat yaitu : “menjadi orang tua memang adalah jalan panjang untuk melepaskan seorang anak agar mampu menjalani kehidupan mereka sendiri.. karena itulah mengapa kisa pengasuhan anak menjadi rumit. karena pengasuhan telah melibatkan berjuta ragam emosi dan kenangan. Anak-anak lahir dari Rahim ibunya, membawah DNA Ayahnya, besar dengan keringat dan air mata orang tuanya namun mereka ‘BUKAN MILIK ORANG TUANYA” kata yang luar biasa yang tak pernah terpikirkan dalam benakku sebagai anak. Aku tak perna berpikir perjuangan orang tua ternyata tak sampai hanya disana.  “orang tua harus rela melepaskan anknya menjalani peran kehidupannya sendiri, suat